18 September, 2018

Tradisi Suran Masih Terus Terjaga Di Desa Klirong


Tradisi Suran atau Memetri Bumi atau biasa juga disebut Sedekah Bumi sudah menjadi tradisi yang berjalan dari tahun ketahun, acara yang dilaksanakan setiap bulan Muharam atau Sura dalam kalender Jawa dihampir seluruh wilayah di Kabupaten Kebumen diadakan acara Syukuran Suran. Ada berbagai macam nama disematkan untuk tradisi yang satu ini seperti, Sedekah Bumi, Grebeg Sura, Memetri Bumi, Suran, Takiran, dll, tapi pada intinya acara yang dilaksanakan hampir sama, yaitu sebagai wujud rasa syukur masyarakat dengan mengadakan acara berkumpul dan makan bersama.


Untuk puncak acara di Desa Klirong dikenal dengan nama Memetri Bumi atau Suran, yang pada tahun ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 September 2018. Syukuran Suran ini menjadi puncak acara di tingkat desa, setelah sebelumnya warga masyarakat secara gotong royong menyembelih kambing yang akan digunakan untuk acara syukuran yang bertempat di halaman balai desa Klirong.


Sekitar jam 16.00 WIB, halaman Balai Desa Klirong telah ramai dihadiri warga masyarakat Desa Klirong dan tamu undangan yang akan mengikuti prosesi acara sedekah bumi, gulai kambing dan nasi serta snack sudah dibagikan merata oleh perangkat desa, pengurus RT dan RW, dan pemuda desa klirong, dilanjutkan acara pembukaan yang diisi oleh Ketua Panitia Bapak Haji Daliman yang memberikan sambutan pada acara Memetri Bumi Tahun 2018 ini. Selanjutnya sambutan juga disampaikan oleh Kepala Desa Klirong Bapak Slamet, dalam sambutannya mengatakan budaya sedekah bumi ini harus selalu dijaga dan dilestarikan, kemudian pada acara suran tahun ini juga dilaksanakan acara santunan anak yatim dan orang tua jompo, yang anggarannya berasal dari warga masyarakat dan pemerintah Desa Klirong. Beliau juga menyampaikan berbagai capaian pemerintahan desa selama semester awal tahun 2018, dimana Pemerintah Desa Klirong sudah melaksanakan berbagai kegiatan di APBDesa 2018. Bapak Lurah juga menyampaikan bahwa pada acara Suran 2019 akan dilaksakan dengan menanggap Ringgit Purwo atau Wayang Kulit.


Acara dilanjutkan dengan tahlilan dan doa bersama yang diimami oleh K.H. Mudakir dari Desa Tanjungsari. Setelah prosesi acara doa bersama dan tahlil acara kembali dilanjutkan dengan Santunan Anak Yatim dan Santunan Kepada Orang Tua (Jompo). Setelah acara santunan kepada anak yatim piatu, rangkaian acara dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh K.H. Mudakir, yang juga memimpin doa penutup untuk acara suran tahun ini.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon